Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah work platform sementara.
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah.
Berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. PER.01 / MEN / 1980 tentang Keselamatan & Kesehatan pada konstruksi bangunan; Menteri Tenaga Kerja dan SKB Menteri Pekerjaan Umum no. Kep 174 / Men / 1986 dan Pedoman No.104 / Kpts / 1986 dan Pelaksanaan Keselamatan selama kegiatan konstruksi situs, itu diperlukan untuk melakukan pelatihan bagi teknisi perancah/scaffolding.
Selain untuk mematuhi peraturan pemerintah, dengan mengikuti pelatihan scaffolding, pekerja dapat memperoleh pengetahuan dasar dan keterampilan untuk perencanaan, persiapan, pemantauan dan memastikan aktivitas dengan menggunakan perancah akan berjalan aman.
Ada tiga type dasar :
b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.
5. Perancah Menggantung
Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 – 10 cm.
15. Cantilever Scaffold
contoh mobile scaffold:
Source : //tukangbata.blogspot.com/
ISC Safety School Surabaya menyelenggarakan
Training Basic Scaffolding Sertifikasi Kemnaker RI
pada tanggal 03 – 08 Mei 2018
(Fix Running)
berlokasi di
AMG Tower Lt. 17
Jl. Dukuh Menanggal No. 1 A
Gayungan – Surabaya
Segera Daftarkan diri anda ke Contact Person Kami
Ardy | This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. | 08111798354
Sebagai pekerja konstruksi, apakah Anda sudah menerapkan ergonomi dalam pekerjaan Anda? Mengapa ergonomi sangat penting untuk pekerjaan konstruksi? Perlu Anda pahami ergonomi tidak hanya diterapkan untuk pekerja kantor saja, namun juga penting diterapkan di sektor industri, salah satunya pekerjaan konstruksi.
Contruction safety and Health (CSH), merupakan penerapan secara spesifik dari safety engineering dalam industri konstruksi. Konsep ini baru di kembangkan 5 atau 6 dekade yang lalu. Jadi hal ini dapat dikatakan relatif masih baru, apalagi jika di lihat di Indonesia.
Crane digunakan untuk mengangkat muatan secara vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).
Banyak Faktor-faktor penyebab kecelakaan konstruksi. Kasus-kasus kecelakaan yang terjadi di luar negeri umumnya adalah metode pelaksanaan konstruksi yang kurang tepat mengakibatkan gedung runtuh yang menewaskan banyak korban.
Kenapa warna safety helmet dibuat mencolok atau terang? Kenapa warna safety helmet itu berbeda-beda? Apa sih arti warna safety helmet? K3 Umum. Nah, sebagian dari Anda pasti pernah melihat karyawan yang menggunakan safety helmet atau helm proyek K3 Umum.
Setiap kita riding pasti ada saatnya kita mengisi bahan bakar kita, tapi pernah kah terpikir darimana premium atau pertamax itu berasal atau bagaimana cara mengolahnya? Tulisan kali ini sedikit tentang pengoboran minyak lepas pantai.
Lifting merupakan aplikasi untuk mengangkat barang, dalam proses ini terdapat resiko kecelakaan yang relative besar. Adapun factor yang dapat mengakibatkan proses lifting mengalami kegagalan yaitu
Saat ini tabung gas bertekanan banyak digunakan untuk pengelasan (oksigen dan asetilen), kebutuhan di oksigen di rumah sakit, SCBA, bahan bakar pada rumah tangga (elpiji) ataupun di Industri (CNG). Sangat penting sekali untuk mengetahui penggunaan yang aman pada tabung gas bertekanan untuk menghindarkan dari kecelakaan
Respon terhadap tumpahan bahan kimia atau buangan lain mungkin mengandung banyak kegiatan yang berbeda dan mungkin terkait dengan syarat peraturan yang bermacam-macam. Kegiatan dan prosedur respon juga tidak akan terduga tergantung dari sifat alamiah dan jumlah bahan yang terbuang. Bila perusahaan menyimapan
Berkendara dengan sepeda motor memang terkesan santai, tapi seiring dengan inovasi serta perkembangan fitur yang mumpuni, sepeda motor kini menjadi kebutuhan wajib para pengendara sepeda motor. Dan, kelengkapan safety riding pun menjadi wajib saat berkendara.
Multi-tasking tak selamanya baik, setidaknya saat seseorang mengemudi. Sebuah riset baru menunjukkan bahwa multi-tasking saat mengemudi justru berbahaya. Laporan yang dinamakan `The Battle for Attention` ini dibuat oleh Dr Neale Kinnear dan Dr Alan Stevens dari
Belakangan ini sedang marak–maraknya kejadian mobil terbakar secara tiba–tiba baik di jalanan maupun di jalan tol. Terbakarnya sebuah mobil dapat terjadi di mobil baru ataupun mobil lama. Untuk mobil lama disebabkan karena kualitas kabel yang mulai menurun.
Jakarta - PT Ford Motor Indonesia (FMI) memiliki program pelatihan Ford Driving Skills for Life (DSFL). Program ini juga memberikan pelatihan untuk awak media, termasuk detikOto. Apa saja? simak ulasannya berikut.
Tempat kerja merupakan salah satu lokasi yang rawan terhadap bahaya kebakaran, maka berdasarkan hal tersebut pemerintah telah menetapkan peraturan perundangan untuk menanggulangi masalah kebakaran.
Perjalanan menggunakan kapal laut bisa menjadi perjalanan yang memakan waktu cukup lama, oleh sebab itu perlu persiapan yang matang saat perjalanan khususnya dari segi keamanan perjalanan.
Ketika kebakaran terjadi kuasailah pada saat api tersebut masih kecil, semakin besar api semakin sulit memadamkannya. Tindakan yang cepat diperlukan agan pemadaman api dapat efektif dilakukan. Pengetahuan mengenai jenis alat pemadam api yang sesuai dengan material yang terbakar sangat diperlukan
Proteksi kebakaran (fire protection) adalah merupakan aspek paling utama dalam program perlindungan kebakaran. Perencanaan yang baik dalam aktifitas pencegahan kebakaran akan dapat menyelamatkan miliaran rupiah dan juga nyawa manusia akibat kebaran.
Training Ahli K3 Kimia. Lokasi Jakarta Surabaya. PJK3 Resmi. Diskon Khusus Pendaftar Lebih dari Dua Orang.
Sebagai seorang safety officer mungkin Anda pernah melontarkan pertanyaan, "dari mana kita mulai membentuk sebuah budaya K3 di perusahaan?". Untuk menjawab pertanyaan tersebut, para ahli K3 dunia pun dengan tegas menjawab, "pembentukan budaya K3 dimulai dari manajemen puncak".
Pada umumnya, penerapan keselamatan kerja di Indonesia diukur melalui seberapa banyak kecelakaan kerja yang terjadi dalam satu tahun. Para professional K3 akan melakukan tindakan semaksimal mungkin agar indikator kecelakaan tersebut selalu dalam posisi 0.
Kini pesawat menjadi salah satu alat transportasi dan bisnis yang sudah menjadi kebutuhan primer. Tidak menampik rawannya kecelakaan, baik maskapai yang berbasis low cost maupun yang full service, sangat penting sekali untk ditumbuhkan rasa kewaspadaan dari setiap penumpang.
Terjadinya kecelakaan kerja bisa disebabkan banyak faktor. Meski perusahaan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah agar hal itu tidak sampai terjadi, namun sering kali ada kesalahan yang dilakukan pekerja. Sehingga kemudian hal yang tidak diinginkan itu sampai terjadi.
Mulai dari pergudangan, logistik, hingga industri manufaktur, forklift digunakan sebagai peralatan vital penunjang produktivitas. Forklift merupakan alat angkut paling utama yang digunakan sebagai alat transportasi dan pengangkat barang-barang khususnya untuk barang-barang berat.
Keberadaan forklift bisa sangat membantu proses pengangkutan barang, namun kendaraan ini juga bisa berbahaya dan mengakibatkan kecelakaan jika tidak dioperasikan dengan hati-hati.
Tips duduk yang benar di depan komputer, salah satunya Anda harus mematuhi aturan 20/20/20. Tips duduk di depan komputer ini wajib diketahui para pekerja kantoran yang setiap hari bekerja lebih dari tujuh jam dengan menatap layar komputer. Why?
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pusat Dwikorita Karnawati memprediksi puncak musim hujan di Indonesia akan berlangsung pada Januari 2018. Bahkan, di beberapa tempat di bagian timur Indonesia, musim hujan diprediksi terjadi sampai Februari 2018.
Hal ini membuat banyak pengendara motor terpaksa bahkan nekat untuk menerobos genangan air yang cukup tinggi. Alhasil, motor pun bisa mogok di tengah jalan karena mesin motor atau knalpot kemasukan air. Tentu saja hal ini akan merugikan diri sendiri, sudah baju basah, harus dorong motor, hingga mengeluarkan kocek untuk membawa si kuda besi ke bengkel.
Seperti kita ketahui bersama, ISO 9001 & ISO 14001 merupakan sistem manajemen yang paling populer di dunia, di mana pada akhir tahun 2015 lalu telah terbit versi terbarunya, yaitu versi 2015. Tentunya hal tersebut akan memiliki pengaruh yang signifikan bagi perusahaan yang menjalankan sistem manajemen tersebut, apalagi yang menerapkannya secara integrasi atau biasa disebut Integrated QHSE Management System (ISO 9001 – ISO 14001 – OHSAS 18001). Pada event kali ini akan membahas versi terbaru ISO 9001 dan ISO 14001 yang menitikberatkan kepada integrasi dua sistem manajemen tersebut dalam proses bisnis dengan risk and opportunity, penanganan internal and exernal issue serta stakeholder needs and expectations, di mana sebetulnya hal ini adalah kunci utama bagi efektif-nya implementasi sistem manajemen. Selain itu di tahun 2016 ini juga direncanakan terbit standar baru sistem Manajemen K3 ISO 45001 yang akan menggantikan Standar Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001:2007. Tentu banyak hal yang belum diketahui terkait bagaimana perubahan dan transisi dari OHSAS 18001 menuju ISO 45001:2016.
ISO 9001 telah mengalami 3 kali revisi semenjak pertama kali diterbitkan pada tahun 1987 yaitu ISO 9001:1987. Revisi pertama kali dilakukan pada tahun 1994 yang menghasilkan 3 versi sekaligus yaitu ISO 9001:1994 yang ditujukan khusus untuk perusahaan manufaktur dengan
Di banyak perusahaan, banyaknya prosedur dan SOP tidak menjamin customerjadi happy. Malah, karyawan juga sering ikut-ikutan kesal karena prosedur yang ada ribet dan membuat susah bekerja.
Akhir-akhir ini banyak ditemukan penggunaan istilah Risk Engineering terutama di beberapa Negara yang penerapan manajemen risiko mereka sudah cukup maju. Berbagai kisah sukses penerapan Risk Engineering juga menghiasi beberapa majalah pengetahuan yang berkaitan dengan manajemen risiko,
Kebakaran yang terjadi di kawasan pergudangan Kosambi, Tangerang, Banten pada Kamis (26/10) telah menewaskan 48 orang meninggal dan sedikitnya 46 korban luka. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta mengatakan ledakan bersumber dari arah depan gedung. Lalu apa yang menyebabkan hal ini terjadi?
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta mengatakan percikan api saat salah satu karyawan melakukan pengelasan disimpulkan menjadi penyebab terjadinya kebakaran.
Setiap HSE Manager atau manajer Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus tahu mengenai tugas, tanggung jawab yang dijalankannya. Dengan begitu diharapkan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dapat terkontrol. Sehingga tujuan untuk meminimalkan kecelakaan kerja bisa tercapai.
Perusahaan yang memiliki manajer K3 juga perlu diapresiasi. Sebab ini langkah nyata untuk membuat penerapan program K3 bisa lebih efektif. Berikut ini penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab HSE manager, yaitu:
Benarkah pekerja muda sangat rentan mengalami kecelakaan kerja? Ya, berdasarkan laporan Workplace Safety and Insurance Board (WSIB), Kanada, lebih dari 50.000 pekerja muda rentang usia 15-24 dilaporkan mengalami cedera setiap tahunnya. Pekerja muda dan baru atau belum berpengalaman, berpotensi mengalami kecelakaan kerja 5 kali lebih tinggi dibanding pekerja lain dalam empat minggu pertama kerja.
Tantangan Menjadi Safety Officer - Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja saat ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari struktur organisasi Perusahaan, hampir semua jenis usaha sudah menjadikan Keselamatan Kerja sebagai hal yang perlu untuk diperhatikan dan menjadi komitmen perusahaan.
Manual Handling Tips - Pengangkatan secara manual mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian praktisi K3, konsep manual handling sudah banyak disosialisasikan dan diterapkan pada sebagian besar perusahaan. Konsep manual handling ini bertujuan untuk menghindari terjadinya cidera pada tulang belakang saat melakukan pengangkatan,
Menurut peraturan pemerintah (1999), penerangan ditempat kerja adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksakan kegiatan secara efektif.
Setiap perusahaan atau industri berkewajiban untuk memelihara keselamatan dan kesehatan kerja SMK3. Setiap hal yang dapat menyebabkan terjadinya insiden (sering disebut incident atau accident) berupa kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja harus dimitigasi untuk mencegah terjadinya insiden tersebut.
CSMS adalah suatu Sistem Manajemen K3 yang diterapkan kepada kontraktor, meliputi beberapa elemen K3 yang sesuai dengan standar yang diacu (ISRS, ANSI, OHSAS, dll). CSMS sebagai bahan pertimbangan awal oleh perusahaan main contractor untuk menilai kinerja Kontraktor yang akan diterimanya
Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah work platform sementara.
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih digunakan sebagai perancah.
Berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. PER.01 / MEN / 1980 tentang Keselamatan & Kesehatan pada konstruksi bangunan; Menteri Tenaga Kerja dan SKB Menteri Pekerjaan Umum no. Kep 174 / Men / 1986 dan Pedoman No.104 / Kpts / 1986 dan Pelaksanaan Keselamatan selama kegiatan konstruksi situs, itu diperlukan untuk melakukan pelatihan bagi teknisi perancah/scaffolding.
Selain untuk mematuhi peraturan pemerintah, dengan mengikuti pelatihan scaffolding, pekerja dapat memperoleh pengetahuan dasar dan keterampilan untuk perencanaan, persiapan, pemantauan dan memastikan aktivitas dengan menggunakan perancah akan berjalan aman.
Ada tiga type dasar :
b. Sistem perancah bambu dengan konsol dari besi.
5. Perancah Menggantung
Merupakan perancah yang berbahan kayu dolken. Kayu bulat/ dolken Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 – 10 cm.
15. Cantilever Scaffold
contoh mobile scaffold:
Source : //tukangbata.blogspot.com/
ISC Safety School Surabaya menyelenggarakan
Training Basic Scaffolding Sertifikasi Kemnaker RI
pada tanggal 03 – 08 Mei 2018
(Fix Running)
berlokasi di
AMG Tower Lt. 17
Jl. Dukuh Menanggal No. 1 A
Gayungan – Surabaya
Segera Daftarkan diri anda ke Contact Person Kami
Ardy | This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. | 08111798354
Bahaya bahan kimia merupakan dampak buruk hasil dari reaksi zat beracun yang jika masuk kedalam tubuh menyebabkan kerusakan organ internal. Bahan kimia berbahaya telah ada dan digunakan dalam kehidupan sehari hari yang jika dipakai dengan skala kecil atau besar dan dikonsumsi secara teratur atau sering, Maka dimasa depan dapat menimbulkan kelainan jaringan tubuh.
Bahaya bahan kimia menurut Golongan, Jenis dan bahaya yang ditimbulkan :
1. Golongan Senyawa metaloid dan logam,
Jenisnya : Arsen (AS). Krom (CR), Hg, Cadmium, Fosfor (P), Fosfor (P), Hg, PbBahaya yang ditimbulkan : Kelainan saraf , Kerusakan ginjal, Kelainan darah, gangguan fungsi hati, Memicu munculnya kanker, Iritasi berat, Gangguan metabolisme karbohidrat, Lemak dan protein.
2. Golongan Pestisida
Jenisnya : memiliki dua jenis lain terdiri dari organik klorin dan organik fosfor
Bahaya yang ditimbulkan: Pusing, Kejang kejang, Pingsan atau penurunan kesadaran dan kematian.
3. Golongan Gas beracun
Jenisnya : Asam sulfida (H2S), Helium, Asam sianida, HCN, Nitrogen oksida (NOX),Karbon monoksida (Co)
Bahaya yang ditimbulkan : Pusing, Hilangnya kesadaran, Keracunan dengan gejala mual mual serta keinginan untuk muntah, Sesak nafas, Kekurangan oksigen, Kejang , Gangguan otak, Jantung Iritasi dan kematian.
4. Golongan Bahan pelarut
Jenisnya: Hidrokarbon alifotik, seperti bensin, atau minyak tanah, Hidrokarbon ternalogenasi dan jenis alkohol
Bahaya yang ditimbulkan : Alergi kulit, Keracunan, Sakit kepala, Gangguan jantung, Sesak nafas, mual dan muntah, Koma, Gangguan saraf pusat, kerusakan ginjal, hati dan leukimia.
5. Golongan Bahan bersifat karsinogenik
Jenisnya : Benzena, Asbes, Vinil khlorida, Krom, Bensidin
Bahaya yang ditimbulkan : Kerusakan saraf pusat, Leukimia, Gangguan kandung kemih, Gangguan jaringan paru, hati dan kelainan darah.
Sumber: //halosehat.com/farmasi/kimia/bahaya-bahan-kimia
ISC Safety School Surabaya menyelenggarakan
Training Petugas K3 Kimia Sertifikasi Kemnaker RI
pada tanggal 02 – 08 Mei 2018
(Fix Running)
berlokasi di
AMG Tower Lt. 17
Jl. Dukuh Menanggal No. 1 A
Gayungan – Surabaya
Ardy | This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. | 08111798354
Bekerja di ruang terbatas memiliki resiko terhadap pekerja di dalamnya, sehingga diperlukan prosedur kerja / regulasi untuk menjamin keselamatan pekerja didalamnya ataupun aset perusahaan.
Beberapa potensi bahaya pekerjaan confined space adalah :
Definisi
Confined space adalah ruang yang cukup besar dan luas serta memungkinkan pekerja masuk dan bekerja di dalamnya yang mempunyai akses masuk dan keluar terbatas serta tidak dirancang untuk tempat kerja.
Jenis-jenis ruang terbatas :
Confined space dikasifikasikan menjadi:
Potensi bahaya di confined space
Salah satu metode pencegahan terhadap potensi bahaya bekerja di tempat terbatas, adalah memberikan pelatihan kepada pekerja yang bersangkutan. Untuk informasi Pelatihan Confined Space bisa anda dapatkan di laman berikut.
Source: //nuruddinmh.wordpress.com/
Budaya keselamatan merupakan interelasi dari tiga elemen, yaitu phsycological (person), behavioral (job) dan system (organization). Artinya, ada tiga faktor pembentuk budaya keselamatan, yaitu pekerja, pekerjaan dan organisasi.
Perlu diketahui, budaya keselamatan atau safety culture tidak bisa dibentuk oleh satu individu, tetapi harus melibatkan semua orang yang ada di dalam organisasi atau perusahaan. Budaya keselamatan harus dilaksanakan oleh seluruh sumber daya yang ada, pada seluruh tingkatan dan tidak hanya berlaku untuk pekerja saja.
Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), budaya keselamatan dibangun atas komitmen bersama, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang mumpuni, dan persepsi bersama yang menekankan pentingnya K3, sehingga membentuk kebiasaan keselamatan kerja yang berkesinambungan.
Manfaat budaya keselamatan di tempat kerja:
Budaya keselamatan yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam melakukan pekerjaan. Inilah yang menjadi tantangan besar bagi seorang pemimpin keselamatan dalam membangun budaya keselamatan di tempat kerja, karena mereka harus mengubah kebiasaan banyak orang.
7 Faktor Penentu Keberhasilan Membangun Budaya Keselamatan di Perusahaan
Komitmen manajemen dapat diwujudkan dalam bentuk kebijakan yang tertulis, jelas, mudah dimengerti dan diketahui oleh seluruh pekerja. Tidak hanya itu, dukungan dan upaya nyata dari pihak manajemen atau pimpinan juga dibutuhkan untuk membuktikan bahwa perusahaan benar-benar berkomitmen terhadap keselamatan kerja.
Upaya nyata tersebut dapat ditunjukkan dengan sikap dan segala tindakan yang berhubungan dengan keselamatan kerja. Contohnya, penerapan peraturan dan prosedur, tersedianya fasilitas keselamatan kerja yang memadai dan sumber daya yang mumpuni.
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan menerapkan peraturan dan prosedur keselamatan kerja. Peraturan dan prosedur keselamatan kerja yang dibuat harus mudah dimengerti, dikomunikasikan dan disosialisasikan kepada pekerja.
Peraturan merupakan suatu hal yang mengikat dan disepakati.
Prosedur merupakan rangkaian dari suatu tata kerja yang berurutan, tahap demi tahap serta jelas menunjukkan jalan atau arus (flow).
Tujuan dibentuknya atau diterapkannya peraturan dan prosedur ini, yaitu untuk mengendalikan bahaya yang ada di tempat kerja, melindungi pekerja dari kemungkinan terjadi kecelakaan dan untuk mengatur perilaku pekerja sehingga nantinya tercipta budaya keselamatan yang baik.
Bentuk dari peraturan dan prosedur K3 di antaranya program komunikasi bahaya, alat pelindung diri (APD), prosedur izin kerja khusus (work permit), prosedur praktek kerja aman, prosedur tanggap darurat, dll.
Komunikasi akan menghasilkan persepsi yang nantinya diinterpretasikan secara berbeda oleh tiap individu. Persepsi sendiri berasal dari berbagai stimulus yang diberikan oleh organisasi ketika berkomunikasi dengan pekerja.
Menjalin komunikasi dua arah antara manajer dengan pekerja, pekerja dengan pekerja, manajer dengan manajer atau departemen dengan departemen menjadi poin penting dalam menciptakan budaya keselamatan yang baik.
Ciptakan komunikasi secara terbuka (transparan) dan jangan ragu meminta pendapat kepada pekerja. Sediakan wadah komunikasi antara pemimpin/ manajemen puncak dengan pekerja. Tersedianya wadah komunikasi ini dapat mendukung seluruh pekerja untuk memberikan masukan tentang peningkatan keselamatan di perusahaan. Jangan pernah mengabaikan berbagai masukan dari pekerja karena akan membuat mereka cenderung bersikap acuh terhadap semua program yang dijalankan perusahaan.
Berhentilah berpikir bahwa membangun budaya keselamatan kerja adalah tanggung jawab departemen K3. Budaya keselamatan akan menjadi lebih efektif apabila komitmen manajemen dilaksanakan secara nyata dan terdapat keterlibatan langsung dari pekerja dalam keselamatan kerja.
Keterlibatan pekerja dalam keselamatan kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya:
Dengan melibatkan, memberdayakan dan mendorong pekerja dalam penerapan K3 ternyata dapat menimbulkan rasa tanggung jawab mereka untuk selalu mengutamakan K3 dalam pekerjaannya. Para pekerja akan merasa dihargai dengan keterlibatan mereka dalam membangun budaya keselamatan di perusahaan.
Budaya keselamatan merupakan kombinasi antara sikap, norma dan persepsi pekerja terhadap keselamatan kerja. Salah satu cara untuk melihat lingkungan sosial pekerja sebagai faktor pembentuk budaya keselamatan, yaitu dengan melihat persepsi pekerja terhadap lingkungan sosialnya.
Ahli K3 mengemukakan, sebisa mungkin perusahaan membentuk suatu lingkungan kerja yang kondusif, salah satunya budaya tidak saling menyalahkan bila terjadi kecelakaan pada pekerja. Budaya keselamatan di perusahaan dapat dikatakan baik jika tidak ada budaya saling menyalahkan di antara pekerja dengan pekerja maupun pekerja dengan manajer ketika terjadi kecelakaan kerja.
Dengan adanya lingkungan sosial pekerja yang baik, dampak positif yang dapat timbul, yaitu terbentuknya kesadaran akan keselamatan di antara pekerja.
Dalam K3, perilaku lebih difokuskan pada perilaku tidak aman (unsafe act). Hal ini dikarenakan penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja salah satunya dikarenakan perilaku tidak aman yang berupa kesalahan atau kelalaian yang dibuat oleh manusia.
Perilaku keselamatan kerja merupakan hasil dari persepsi pekerja terhadap K3. Persepsi pekerja yang menekankan pentingnya K3, mereka tentu akan menggunakan APD dan mematuhi semua prosedur keselamatan bahkan tanpa harus selalu ada yang mengawasi.
Persepsi yang baik terhadap keselamatan kerja dapat dijadikan landasan untuk membentuk perilaku keselamatan yang baik dengan didukung komitmen manajemen yang aktif. Dampak positif terbentuknya perilaku keselamatan yang baik, yakni dapat mengurangi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh tindakan tidak aman dan menjadi faktor penting dalam membangun budaya keselamatan di tempat kerja.
Motivasi pekerja dibangun berdasarkan pada contoh suri teladan. Motivasi pekerja biasanya akan muncul setelah ia melihat adanya contoh keteladanan yang baik dari seorang atasan. Keteladanan meliputi keteladanan sikap, moral, kinerja, kecerdasan, dan sebagainya. Jenis keteladanan inilah sangat diutamakan dalam penerapan K3 dan membangun budaya keselamatan dalam suatu organisasi.
Pemimpin keselamatan harus menjadi role model bagi para pekerja. Pemimpin memiliki pengaruh dalam mengubah persepsi pekerja, bagaimana cara mereka berpikir, bersikap dan berperilaku untuk membangun budaya keselamatan.
Faktor keteladanan dalam safety leadership sangat diutamakan dalam membangun budaya keselamatan dalam suatu organisasi. Pimpinan dan manajer dapat memberi contoh nilai-nilai keselamatan yang ditunjukkan dalam perilaku dan tindakan serta etika kerja untuk meningkatkan keselamatan. Pemimpin keselamatan harus menunjukkan kepedulian dan keteladanan yang tinggi melalui keterlibatan langsung dalam program keselamatan yang ditetapkan.
Perlu disadari bahwa unsur utama dalam membangun budaya keselamatan adalah pembentukan sikap dan perilaku selamat yang dibangun dari nilai-nilai keselamatan yang ditanamkan dalam budaya organisasi. Ketujuh elemen di atas dapat Anda terapkan untuk membangun budaya keselamatan yang kuat dan berkelanjutan di perusahaan. Semoga bermanfaat.
Sumber: //www.safetysign.co.id/news/323/7-Kunci-Sukses-Membangun-Budaya-Keselamatan-di-Perusahaan
ISC Safety School Surabaya menyelenggarakan
Training Auditor SMK3 Sertifikasi Kemnaker RI
pada tanggal 9 – 12 April 2018
(Fix Running)
berlokasi di
AMG Tower Lt. 17
Jl. Dukuh Menanggal No. 1 A
Gayungan – Surabaya
Segera Daftarkan diri anda ke Contact Person Kami
Dirga | This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. | 08111798354